Thursday, January 27, 2011

Kebun Kopi

Pendahuluan
Pada bulan Desember tahun 1970 keluarga kami pergi merantau dari desa Baru Lubai Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan ke Talang Sekampung Kuning, Desa Air Naningan Kecamatan Pulang Panggung Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Tujuan keluarga kami merantau ini adalah bertani tanaman Kopi.

Pembibitan
Untuk perbanyakan tanaman orang tua kami membuat Bibit sebagai berikut :
  1. Benih dipilih dari induk yang unggul yaitu buah lebat dan biji kopi besar-besar;
  2. Jenis tanaman yaitu Kopi Gerudak atau Robusta
  3. Buah kopi untuk bibit dibuang kulit luarnya lalu disemai
  4. Umur Bibit 8 sampai dengan 12 bulan
  5. Tinggi 20 sampai dengan 40 cm
  6. Kebutuhan bibit 6.000 batang per HA
Penanaman
Untuk penanaman orang tua kami melakukan sebagai berikut :
  1. Jarak tanam 1,5 x 1,5 m
  2. Tempat penanaman digali menggunakan tembilang
  3. Waktu penanaman pada musim hujan, waktu itu bulan Desember
Pemeliharaan
Untuk membuat tanaman Kopi agar tumbuh subur orang tua kami melakukan sebagai berikut :
  1. Penyiangan gulma ataupun rerumputan dibersihkan sebanyak 2x setahun
  2. Agar tanaman Kopi tidak terlalu panas menerima sinar Matahari, maka dia diberi pohon pelindung seperti Pohon Dadap dan Petai Cina
  3. Pemakasan tunas dilakukan setiap tiga bulan sekali

Panen

Diwilayah perkebunan Kopi Desa Air Naningan dikenal istilah panen Kopi sebagai berikut :
  1. Panen pertama disebut buah ngecap
  2. Panen kedua disebut panen agung
Reboisasi
Pada tahun 1983 di areal perkebunan Kopi keluarga kami ada Proyek pemerintah untuk menghijaukan kembali kawasan yang dianggap tandus. Akibat dari adanya Program Reboisasi ini, maka Kebun Kopi kami secara perlahan hasilnya menurun. Puncaknya tahun 1988 dikawasan perkebunan Kopi milik keluarga kami dan warga lainnya tidak boleh dikelola lagi...

Kerajinan Genting

Pendahuluan
Setelah ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan ayah kami Muhammad Ibrahim pada tahun 1950 membuat usaha kerajinan Genting dan Batu Bata. Lokasi usaha kerajinan ayah kami didekat Sungai Puhun desa Baru Lubai Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Usaha kerajinan Genting dan Batu Bata ini merupakan yang pertama di Kecamatan Lubai.


Proses pembuatan

Bahan baku pembuatan Genting dan Batu Bata adalah tanah liat yang diambil langsung dari rawa didekat lokasi usaha-usaha. Tanah liat itu kemudian di-injak-injak agar menjadi seperti adonan untuk membuat kue donat. Setelah tanah liat telah membentuk seperti adonan untuk membuat kue ini, lalu dicetak membentuk Batu Bata. Setelah siap untuk di cetak, kemudian dicetak menggunakan cetakan dari kayu. Saat itu belum dikenal teknologi press dari bahan logam baik secara manual maupun tenaga hidrolig.

Semudian genteng yang sudah di press tersebut di taruh di bagan, agar kering dulu, kemudian genteng tersebut dirapikan agar lebih baik hasilnya. Setelah genteng sudah dirapikan, kemudian di jemur selama dua hari penuh. dan setelah kering kemudian genteng dikumpulkan di tobong.

Setelah tobong tersebut itu penuh, kemudian genteng tersebut kita bakar di tobong selama satu hari, agar hasilnya bagus.

Tenaga Kerja

Untuk pembuatan gentengnya, ayah kami mengambil tenaga kerja dari Yogjakarta, karena di daerah ini banyak usaha kerajinan genting.

Kebangkrutan Usaha

Salah faktor penyebab bangkrutnya usaha kerajinan tanah liat orang tua kami adalah karena ditipu oleh pemesan Genting dan Batu Bata. Pemesan minta kiriman dalam jumlah yang besar, namun setelah barang dikirim dia tidak membayar lunas pesanannya itu bahkan hutangnya tidak dibayar sampai saat ini. Peristiwa ini terjadi tahun 1954.

Budidaya Karet

A. Latar Belakang

Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu:

- Salah satu komoditi penghasil devisa negara.

- Tempat persediaanya lapangan kerja bagi penduduk.

- Sumber penghasilan bagi petani karet

B. Syarat-syarat Tumbuh

1. Tanah

- Tanah harus gembur

- Kedalaman antara 1-2 meter

- Tidak bercadas

- PH tanah 3,5 – 7,0

- Ketinggian tempat anatara 0 – 400 meter, paling baik pada ketinggian 0 – 200 meter, setiap kenaikan 200 meter matang sedap terlambat 6 bulan.

2. Iklim

- Curah hujan minimum 1.500 mm pertahun, jumlah hari hujan 100 – 150 hari, curah hujan optimum 2.500 – 4.000 mm.

- Hujan selain bermanfaat bagi pertumbuhan karet, ada hubungannya dengan pemungutan hasil, terutama jumlah hari hujan sering turun pada pagi hari

- Unsur angin berpengaruh terhadap ;

- Kerusakan tanaman akibat angin kencang,

- Kelembaban sekitar tanaman,

- Produksi akan berkurang.

II. PERSIAPAN LAHAN

A. Pengolahan Lahan.

1. Penebangan dan pembakaran pohon yang ada pada lahan.

2. Penyacaran lahan dari rumput yang ada.

3. Pembajakan dengan traktor atau penggarpuan/pencangkulan dilakukan 3 kali, dengan tenggang waktu 1 bula, setelah pembajakan ke 3 lahan dibiarkan 2 minggu baru digaru.

B. Pencegahan Erosi

1. Pembuatan teras, baik teras individu maupun teras bersambung di sesuaikan dengan kemiringan lahan.

2. Pembuatan parit dan rorak, parit dibuat sejajar dengan lereng,saluran drainase memotong lereng dan rorak dibuat diantara barisan.

3. Pengajiran, untuk menentukan letak tanaman dan meluruskan dalam barisan dengan cara sebagai berikut :

- Tentukan arah Timur-Barat (TB) atau Utara-Selatan (US).

- Ukur pada TB jarak 6 meter atau 7 meter dan 3 meter dari arah US.

4. Penanaman penutup tanah, kegunaaanya : melindungi tanah dari sinar matahari langsung, erosi, menekan pertumbuhan gulma, dan sebagai media hidup cacing.


III. PENANAMAN

1. Pembuatan lubang tanam dan pengajiran kedua.

2. Jarak tanam untuk tanah ringan 45X45X30 Cm, untuk tanah berat 60 X 60 X 40 Cm.

3. Lubang dibiarkan satu bulan atau lebih.

4. Jenis penutup tanah; Puecaria Javanica, Colopogonium moconoides dan centrosema fubercens,penanaman dapat diatur atau ditugal setelah tanah diolah dan di bersihkan, jumlah bibit yang ditanam 15 – 20 Kg/Ha dengan perbandingan 1 : 5 : 4 antara Pueraria Javanoica : Colopoganium moconoides dan cetrosema fubercens

5. Penanaman ; bibit ditanam pada lubang tanah yang telah dsiberi tanda dan ditekan sehingga leher akan tetap sejajar dengan permukaan tanah, tanah sekeliling bibit diinjak-injak sampai padat sehingga bibit tidak goyang, untuk stump mata tidur mata menghadap ke sekatan atau di sesuaikan dengan arah angin.

III. PEMELIHARAAN

1. Penyulaman

- Bibit yang baru ditanam selama tiga bulan pertama setelah tanam diamati terus menerus.

- Tanaman yang mati segera diganti.

- Klon tanaman untuk penyulaman harus sama.

- Penyulaman dilakukan sampai unsur 2 tahun.

- Penyulaman setelah itu dapat berkurang atau terlambat pertumbuhannya.

2. Pemotongan Tunas Palsu

Tunas palsu dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 1 kali 2 minggu, sedangkan tunas liar dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian 1,80 meter.

3. Merangsang Percabangan

Bila tanaman 2 – 3 tahun dengan tinggi 3,5 meter belum mempunyai cabang perlu diadakan perangsangan dengan cara :

- Pengeringan batang (ring out)

- Pembungkusan pucuk daun (leaf felding)

- Penanggalan (tapping)

4. Pemupukan

Pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu menjelang musim hujan dan akhir musim kemarau, sebelumnya tanaman dibersihkan dulu dari rerumputan dibuat larikan melingkar selama – 10 Cm. Pemupukan pertama kurang lebih 10 Cm dari pohon dan semakin besar disesuaikan dengan lingkaran tajuk.

Umur

(Bulan)

D o s i s (gram/pohon)

Urea

Rock Pospat

(Rp)

MOP

Kleresit

Pupuk dasar

2 – 3

7 – 8

12

18

24

36

48

-

75

75

100

100

250

275

300

200

150

150

175

175

400

400

400

-

50

50

62

62

150

200

200

-

50

50

50

50

100

100

100

Cat : Jenis Pupuk dapat diganti asalkan kandungan unsur haranya setara.

5. Pemeliharaan Penutupan Tanah

Tabel Waktu Dosis dan Cara Pemupukan Tanaman Penutup Tanah

Waktu

Dosis

Cara Pemberian

Saat tanam

Umur 3 bulan

20 Kg Fospat

alam atau sesuai

dengan berat bibit

200 – 300 fosphat

alam setiap hektar

Dicampur dan ditabur

bersama-sama dengan

biji..

diatur dan ditabur, di

atur Leguinosa

6. Tumpangsari/Tanaman sela/intercroping

Syarat-syarat pelaksanaan tumpangsari :

- Topografi tanah maksimum 11 (8%)

- Pengusahaan tanaman sela diantara umur tanaman karet 0 – 2 tahun.

- Jarak tanam karet sistem larikan 7 X 3 meter atu 6 X 4 meter.

- Tanaman sela harus di pupuk.

- Setelah tanaman sela dipanen segera diusahakan tanaman penutup tanah.

IV. TEKNIK PERLINDUNGAN TANAMAN

5.1. HAMA

Hama adalah perusak tanamam yang berupa hewan seperti serangga, tungga, mamalia dan nematoda. Beberapa jenis yang cukup merugikan yaitu:

1. Kutu Lak (Laccifer)

Ciri-ciri :

- Menyerang tanaman karet dibawah 6 tahun.

- Kutu berwarna jingga kemerahan dan terbungkus lapisan lak.

- Mengeluarkan cairan madu, membuat jelaga hitam dan bercak pada tempat serangan.

- Bagian yang diserang ranting dan daun lalu cairannya dihisap sehingga bagian tanaman yang terserang kering.

- Penyebaran kutu lak dibantu semut gramang.

Pengendalian :

- Lakukan pengawasan sedini mungkin.

- Bila serangan ringan lakukan pengendalian secara mekanais, Fisik dan Biologis

- Bila serangan berat, dengan Insektisida Albocinium 2% dan formalin 0,15% ditambah Surfaktan Citrowet 0,025%, penyemprotan interval 3 mg.

2. Pscudococcus Citri

Ciri-ciri :

- Stadia yang merusak adalah nympha dan imago berwarna kuning muda

- Meyerang tanaman yang masih muda seperti ranting dan tangkai daun.

Pengendalian :

- Bila serangan berat bisa menggunakan Insektisida jenis metamidofos dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05%-0,1%

- Interval penyemprotan 1-2 mg

5.2. PENYAKIT

Penyakit adalah gangguan yang terus menerus pada tanaman yang disebabakan oleh patogen, virus, bakteri dan jasad renix lain.

Beberapa jenis yang cukup merugikan antara lain:

1. Penyakit Embun Tepung.

Penyebab

Gejala

Pengendalian

:

:

:

-

-

-

-

Cendawan Oidium heveae

Menyerang daun muda lalu berbintik putih dan merangas

Umumnya menyerang setelah musim gugur daun.

Secara mekanis dengan menanam klon yang sesuai , pemeliharaan yang intensif, penyelarasan beban sadapan

Secara kimiawi dengan belerang circus dosis 3 – 5 Kg/Ha interval 3 – 5 hari.

2. Penyakit Daun Colletotrichum

Penyebab

Gejala

Pengendalian

:

:

:

-

-

-

-

Colletotrichum gloeosporioides

Daun muda cacat dan gugur,

pucuk gundul daun bercak coklat,

ditengah bercak berwarna putih

bintik hitam (spora)

Penyebab oleh angin dan hujan

Dengan Fungisida

3. Penyakit Kanker garis.

Penyebab

Gejala

Pengendalian

:

:

:

:

:

-

-

-

-

-

Phytophthora palmivora butl

Bidang sadapan terdapat garis vertikal berwarna hitam dan bisa masuk sampai kebagian kayu dan kulit membusuk

Banyak timbul dimusim penghujan dan kebun yang terlampau lembab

Makin rendah irisan, kemungkinan infeksi makin besar.

Secara mekanis penjarangan pemangkasan pelindung, penanaman penutup tanah.

Secara Kimiawi dengan Fungisida (B.a. Kaptofol)

4. Penyakit Jamur Upas.

Penyebab

Gejala

Pengendalian

:

:

:

-

-

-

Cortisium salmonicolor

Tajuk pada dahan / cabang akan layu sehingga tanaman

lemah dan produksi turun.

Secara kimiawi luka akibat serangan dilumas dengan

fungisida bahan aktif tridermof (Calizin Rm 2%).

5. Penyakit Bidang Sadapan

Penyebab

Gejala

Pengendalian

:

:

:

-

-

-

-

Ceratocystis Fimbriata

Menerang kulit bidang sadapan yaitu timbul selaput benang berwarna putih kelabu lalu

Penyebaran melalui spora spora dan pisau sadap

Secara mekanis dengan mengurangi kelembaban.

Secara kimiawi dengan Fungisida bahan aktif benomil dan Kaptofol


6. Penyakit Cendawan Akar putih.

Penyebab

Gejala

Pengendalian

:

:


-

-

-

-

-

-

Cendawan Fomes Lignosus

Daun kusam, menguning, layu dan akhirnya gugur

Tanaman bila dibongkar pada akar terdapat cendawan berwarna putih kekuningan

Secara mekanis saat pembukaan lahan tunggul dan akar harus dibongkar

Penanaman 1-2 tahun setelah pembongkaran

Tanaman sakit dibongkar lalu dibakar

Secara kimiawi akar yang terserang dipotong lalu diolesi fungisida.

VI. PANEN DAN PASCA PANEN

Tanda-tanda kebun mulai disadap :

Umur rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1 hektar sudah mencapai lingkjar batang 45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1 hari atau 2 hari setengah lingkar batang, denga sistem sadapan/rumus S2-D2 atau S2-D3

Pengolahan lateks sebagai berikut :

- Standar karet kebun diturunkan dari rata-rata 32% menjadi 16% dengan jalan memberi air yang bening atau yang bersih.

- Kemudian dicampur dengancuka/setiap 1 Kg karet kering 350 s/d 375 Cc larutan 1% cuka.

- Dibiarkan sampai beku.

- Kemudian digiling dalam gilingan polos dan kembang, kemudian direndam rata-rata 60 menit.

- Disadap selama 1 minggu

- Kemudian dihasilkan dalam bentuk RSS I, II, III dan IV of sheet.